Category Archives: Railway Transport

KA Doho Tabrak Bus, 8 Tewas dan 8 Kritis (updated)

Foto: Solichan Arif/Sindo

Selasa, 24 Februari 2009 – 03:00 wib, source : okezone.com

KEDIRI – Sebanyak 8 orang tewas, 8 luka berat, dan puluhan lainnya luka ringan saat KA Doho Jurusan Surabaya-Malang menabrak bus Patas Harapan Jaya di perlintasan KA Jalan Brigjen Katamso, Kampung Dalem, Kota Kediri, Jawa Timur.

Korban tewas, termasuk awak bus yaitu sopir, kondektur dan kernet. Sampai saat ini baru dua korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Yakni  Sarwoko (43), warga Kecamatan Kauman, Tulungagung selaku kodektur bus dan Andri Turianto (29), warga Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri selaku kernet. Sementara korban tewas lainnya belum bisa dikenali karena kondisinya yang parah.

Hingga kini polisi belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Dugaan sementara, kecelakaan akibat bus menerobos palang pintu KA yang masih tertutup separuh.

Menurut keterangan Udin Anwar, salah seorang saksi mata, hantaman KA bernomor lokomotif CC 201 08 yang melaju kencang dari utara (Kota Kediri) ke selatan (Tulungagung) itu membuat badan bus terpental hingga beberapa meter. Roda bagian depan bus terlepas dan seluruh kacanya pecah itu. Adapun body bus menimpa dua rumah warga setempat. Belum diketahui pasti apakah pemilik rumah ini selamat atau menjadi korban.

Sementara akibat benturan keras itu, loko KA yang terdiri dari lima rangkaian gerbong tergelincir dari atas rel kereta. Bahkan gerbong kedua dan ketiga sampai lepas dan menghantam rumah warga seempat. KA ini berhenti total dengan posisi melintang ditengah jalan Brigjen Katamso Kota Kediri.

Kecelakaan maut yang terjadi sekira pukul 15.00 WIB itu berlangsung saat hujan deras mengguyur Kota Kediri. Melihat gerbong yang ditumpanginya bertabrakan, penumpang KA Doho langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri. Sementara ratusan warga setempat yang membanjiri TKP langsung membantu melakukan evakuasi.

Evakuasi khususnya ditujukan kepada penumpang bus yang keadaanya lebih parah. Proses ini cukup sulit karena sebagian besar jasad korban terjepit kursi dan bagian bus yang ringsek.

Hingga pukul 18.00 WIB, seluruh  korban meninggal dunia dievakuasi ke RS Bhayangkara Kota Kediri. Kemudian 8 orang luka berat dirawat di RSU Bhayangkara ditambah dua orang luka ringan. 5 orang korban luka ringan lainya dilarikan ke  RS Baptis dan 10 orang luka ringan  di RSUD Gambiran Kota Kediri.

Salah satu penumpang KA Doho, Ny Efi mengaku merasakan tiga kali benturan keras setelah KA yang ditumpanginya lepas dari Stasiun Kediri. Saat itu Ny Efi dalam keadaan tertidur.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Kediri  AKP Mukalam mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan. Dari data sementara diduga kecelakaan disebabkan bus yang menerobos palang pintu KA.

“Jika melihat kondisi di TKP, kuat dugaan bus menerobos perlintasan hingga menabrak palang pintu. Kemudian ditabrak KA yang melaju dari utara ke selatan,” ujarnya.

Mukalam mengaku sudah mengamankan penjaga palang pintu perlintasan KA. Serta beberapa orang saksi mata, yang melihat langsung kejadian. Dalam proses evakuasi ini polisi menerjunkan dua peleton personel Brimob. (Solichan Arif/Sindo/ful)

Foto: Solichan Arif

Updated, Bus Disambar KA Rapih Dhoho, 8 Tewas

Senin, 23 Februari 2009 – 20:13 wib

KEDIRI – Sedikitnya 8 orang tewas, 8 luka berat, dan puluhan lainya luka ringan saat Kereta Api Rapi Dhoho Jurusan Surabaya-Malang menabrak bus Patas PO Harapan Jaya jurusan Surabaya-Trenggalek di perlintasan Kereta Api Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Kampung Dalem Kec Kota Kediri Senin (23/2/2009) sore.

Seluruh korban tewas, termasuk awak bus (sopir, kondektur dan kernet), diduga kuat penumpang bus bernomor polisiAG 7493 UR itu. Sampai saat ini baru dua korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Yakni Sarwoko (43) warga Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung selaku kodektur bus dan Andri Turianto (29) warga Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri sebagai kernet.

Sementara korban tewas lainnya belum bisa dikenali karena kondisi jasadnya yang mengalami luka parah. Saat ini polisi juga belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Dugaan sementara, kecelakaan terjadi akibat kelalaian pihak bus, yakni menerobos palang pintu KA yang baru tertutup separuh.

Menurut keterangan Udin Anwar (25) salah seorang saksi mata di lapangan, hantaman KA bernomor lokomotif CC 201 08 yang melaju kencang dari utara (Kota Kediri) ke selatan (Tulungagung) itu membuat badan bus terpental hingga beberapa meter.

Bahkan lontaran bangkai bus yang roda bagian depannya terlepas dan seluruh kacanya pecah itu, mengenai dua bangunan rumah warga setempat yang berada di sana. Belum diketahui pasti apakah pemilik rumah ini selamat atau menjadi korban.

Sementara akibat benturan keras itu, lokomotif KA yang terdiri dari lima rangkaian gerbong tergelincir dari atas rel kereta. Bahkan gerbong kedua dan ketiga sampai lepas dan menghantam rumah warga seempat. KA ini berhenti total dengan posisi melintang di tengah jalan Brigjen Katamso Kota Kediri.

Kecelakaan maut sekitar pukul 15.00 Wib ini berlangsung saat hujan deras mengguyur kota Kediri. “Suaranya sangat keras ketika kereta tiba-tiba datang dan menghantam bus yang nekat melintas. Mungkin saja sopir bus mengira kereta masih jauh, “ujarnya kepada wartawan.

Melihat gerbong yang ditumpanginya bertabrakan, penumpang kereta langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri. Sementara ratusan warga setempat yang membanjiri TKP langsung membantu melakukan evakuasi.

Evakuasi khususnya ditujukan kepada penumpang bus yang keadaanya lebih parah. Proses ini cukup sulit karena sebagian besar jasad korban terjepit kursi dan bagian bus yang ringsek.

Hingga pukul 18.00 WIB, seluruh korban meninggal dunia dievakuasi ke RS Bhayangkara Kota Kediri. Kemudian 8 orang luka berat dirawat di RSU Bhayangkara ditambah dua orang luka ringan.

Sebanyak 5 orang korban luka ringan lainya dilarikan ke RS Baptis dan 10 orang luka ringan di RSUD Gambiran Kota Kediri. Sebagian besar korban luka ini adalah penumpang. Belum diketahui pasti apakah penumpang bus atau KA.

Salah satu penumpang kereta, Ny Efi warga Tulungagung yang selamat mengaku merasakan tiga kali benturan keras setelah KA yang ditumpanginya lepas dari stasiun Kediri. Saat itu Ny Efi dalam keadaan tertidur.

“Setelah 3 kali benturan, penumpang langsung terlempar dan tumpang tindih. Saya juga sampai tertindih, tapi untungnya tidak sampai terluka, “ujarnya.(fit)(Solichan Arif/Sindo/mbs)

Kecepatan KA Doho di Kediri Dipertanyakan

Selasa, 24 Februari 2009 – 19:18 wib

KEDIRI – Kerasnya hantaman Kereta Api (KA) Rapih Doho yang mengakibatkan bodi bus Patas PO Harapan Jaya terpental hingga menghantam rumah warga setempat dan mengakibatkan 7 orang nyawa melayang, dipertanyakan pihak Kepolisian Resor Kota Kediri.

Polisi curiga, KA dengan lima rangkaian gerbong yang baru 200 meter lepas  dari stasiun Kereta Api Kota Kediri itu meluncur dengan kecepatan di atas 50 Km/jam. Kecurigaan polisi cukup beralasan dengan melihat hancurnya bodi bus serta bangunan rumah warga yang ada di perlintasan KA Jalan Brigjen Katamso Kota Kediri.

Sementara ketentuan yang berlaku di dunia perkereta apian, kecepatan 50 Km/jam merupakan batas maksimal kecepatan KA di wilayah perkotaan.

Kepala Kepolisian Resor Kota Kediri Ajun Komisaris Besar Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini penyelidikan petugas tertuju ke arah sana (kecepatan kereta), selain kelalaian Supinto (bukan Supianto), penjaga palang pintu warga Dusun Sumbercangkring, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

Karena itu, menurut Dedi, selain Supinto hampir dipastikan jumlah tersangka dalam musibah yang merenggut nyawa ini bertambah.

“Kita akan memperdalam ke masalah kecepatan kereta. Kemungkinan besar jumlah tersangka akan bertambah selain penjaga KA yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,”ujarnya kepada wartawan, Selasa (24/2/2009).

Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi yang berasal dari warga setempat. Selain itu polisi juga meminta keterangan Pamuji selaku  masinis KA Rapih Doho, Maryono petugas penjaga yang digantikan Supinto, Kepala Stasiun KA Kota Kediri Warsito, kepala pengatur perjalanan, mandor dan penjaga listrik.

“Saat ini semua pihak kereta yang diperiksa, kecuali Supinto  masih sebagai saksi,” terangnya. Seperti diketahui, saat ini Supinto menghuni sel Mapolresta Kediri.(Solichan Arif/Sindo/hri)

Tabrakan KA Doho, Polisi Periksa Pemelihara Rel

Selasa, 24 Februari 2009 – 20:25 wib

KEDIRI – Polisi mempertanyakan tugas tersangka Supinto, pemelihara rel Jalan Brigjen Katamso, lokasi tabrakan KA Rapih Doho dengan bus PO Harapan Jaya.

Menurut keterangan Kapolres Dedi, kepada penyidik Supinto mengaku pukul 12.00 WIB, Senin 23 Februari kemarin, dia menggantikan tugas Mariyono yang saat itu ijin tidak masuk. Menurut Dedi,  pengambilalihan tugas Mariyono kepada Supinto menjadi bagian penyelidikan petugas.

Polisi ingin mencari tahu, apakah Supinto memang layak menjaga palang perlintasan KA yang berbahaya, termasuk juga siapa yang bertanggungjawab atas pengambilalihan tugas ini.

“Khusus hal ini akan kita perdalam. Apakah memang tersangka ini layak menjadi petugas penjaga perlintasan mengingat tugasnya adalah sebagai pemelihara rel kereta api?” ujarnya, Selasa (24/2/2009).

Menanggapi pengambilalihan tugas Mariyono oleh Supinto, karena Mariyono ijin ada keperluan keluarga, Kepala Stasiun KA Kota Kediri Warsito mengatakan, jika piket penjagaan perlintasan KA sudah terjadwal.

Menurut dia,  meski Supinto bertugas sebagai pemelihara rel kereta, menjaga perlintasan juga menjadi piketnya. “Tugas menjaga perlintasan KA juga merupakan tugas Supinto. Jadi dalam hal ini dia tidak bisa menyalahkan siapapun. Karena hari itu memang dia menggantikan Mariyono yang tidak masuk karena ada keperluan keluarga,” ujarnya.

Supinto baru bisa menyalahkan petugas lainya, kata Warsito, jika dia menolak dan terpaksa dalam menggantikan Mariyono. “Sementara yang terjadi. Dia memang menggantikan Mariyono,” terangnya.(Solichan Arif/Sindo/hri)

PT KA Ujicoba Rel di Lokasi Tabrakan KA Doho

Selasa, 24 Februari 2009 – 21:50 wib

KEDIRI – Pihak PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VII Surabaya mendatangkan satu kereta crane dari Daop Jogjakarta. Kereta crane ini untuk menarik tiga gerbong yang masih anjlok di perlintasan KA Jalan Brigjen Katamso Kediri.

Dalam proses evakuasi gerbong yang disaksikan tim Laboratorium Forensik Polda Jatim, petugas PT KA hanya berhasil menaikkan dua gerbong. Sementara satu gerbong belum bisa dibawa kembali ke stasiun, karena posisinya melintang di tengah jalan.

Proses evakuasi ini berlangsung sejak Senin 23 Februari malam hingga hari ini, Selasa (24/2/2009). Berat gerbong dan ratusan warga yang ingin menyaksikan dari dekat menjadi kendala tersendiri.

Menurut keterangan Kepala Daop VII Sholeh Kosasih, sampai hari ini jalur KA Kediri-Tulungagung masih putus total. Setiap warga eks Kerasidenan Kediri yang hendak menggunakan KA Doho, Gajayana, dan Matarmaja harus melalui stasiun Kertosono.

“Sampai saat ini jalur KA Kediri-Tulungagung masih putus total. Selain masih melakukan evakuasi gerbong KA, kita juga melakukan perbaikan rel yang rusak,” ujarnya singkat.

Kepala Stasiun Kota Kediri Warsito menambahkan, rencananya hingga Rabu 25 Februari besok, proses evakuasi selesai. Setelah itu PT KA akan melakukan uji coba perlintasan kereta. Dalam proses uji coba ini kereta yang melintas maksimal dengan kecepatan 5 Km/jam.

“Kalau memang dalam uji coba ini tidak ada kerusakan, maka jalur akan langsung dinyatakan dibuka lagi,” terangnya.(Solichan Arif/Sindo/hri)

6 Jasad Korban Tabrakan KA Doho Dikenali

Selasa, 24 Februari 2009 – 21:20 wib

KEDIRI – Sebanyak enam dari tujuh orang korban meninggal dunia tabrakan antara Kereta Api Rapih Doho dengan bus Patas PO Harapan Jaya yang berada di RSU Bhayangkara Kota Kediri sudah berhasil diidentifikasi.

Keenam orang korban tewas itu di antaranya, Esti Mumpuni warga Rungkut Asri Surabaya. Kemudian Basuki Purnomo warga Kutai Kertanegara (Kalimantan), Umi Sadiyah, warga Desa/Kec  Srengat Kabupaten Blitar,  Undarmoko (bukan Sarwoko), warga Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung (kondektur),  Andri Turianto, warga Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri (kernet) dan Agung Setiawan warga Ringin Pitu Kab Tulungagung (sopir bus).

Sedangkan korban tewas ketujuh adalah seorang perempuan yang diperkirakan berusia 30 tahun. Jasad yang sebagian tubuhnya ini rusak karena benturan keras itu bercirikan tinggi sekitar 160 cm, berat 55 kg dan memiliki tato lumba-lumba pada pergelangan kaki kirinya.

Menurut keterangan Humas RSU Bhayangkara Kota Kediri Emi Pujiharti, selain “Mrs X” jenazah Basuki yang berasal dari Kutai Kertanegara yang belum diambil keluarganya.

“Sedangkan lima jenazah lainya hari ini (Selasa)  sudah diambil keluarganya,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (24/2/2009).

Semua korban meninggal dunia ini adalah penumpang bus PO Harapan Jaya .

Emi mengaku kesulitan melacak identitas korban Mrs X yang masih menghuni kamar mayat rumah sakit. Sebab dari tubuh perempuan yang mengenakan jam tangan Odissey, pakaian warna hijau daun dan celana panjang coklat ini tidak ada alat pengenal sama sekali.

“Kami berharap untuk pihak keluarga yang memiliki ciri-ciri seperti jenazah ini segera menghubungi pihak rumah sakit,” pungkasnya.

Sementara itu jumlah penumpang luka-luka yang masih dirawat di RSU Bhayangkara sebanyak 10 orang. Sebanyak 10 orang korban luka-luka di RSUD Gambiran Kediri, 7 orang masih dirawat, satu orang masuk ruang Intensif Care Unit (ICU) dan 2 orang pulang paksa. Sedangkan 5 orang korban luka yang dirawat di RSU Baptis Kediri, tinggal dua orang. Sebab tiga orang sudah pulang.

Seperti diberitakan, diduga akibat menerobos palang pintu perlintasan KA yang masih tertutup, sebuah bus Patas Po Harapan Jaya yang hendak menuju Surabaya dihantam KA Rapih Dhoho yang hendak menuju Tulungagung Senin 23 Februari sore. Akibat tabrakan hebat ini 7 orang tewas dan puluhan lainya luka-luka.(Solichan Arif/Sindo/hri)

Penunggu Palang KA Maut: Saya Terlambat!

Rabu, 25 Februari 2009 – 02:36 wib

KEDIRI  – Supinto (46) penjaga palang pintu perlintasan Kereta Api di Jalan Brigjen Katamso Kota Kediri yang ditetapkan sebagai tersangka tunggal dalam kecelakaan maut antara Kereta Api Rapih Dhoho dengan bus Patas PO Harapan Jaya ini, hanya bisa tertunduk lesu ketika petugas Kepolisian Resor Kota Kediri bersama petugas Laboratorium Forensik  (Labfor) Polda Jawa Timur menggiringnya ke pos penjagaan tempatnya bertugas.

Bekali-kali bapak satu anak ini menganggukkan kepala tidak pasti, sambil sesekali tersenyum dengan wajah  kecut, ketika petugas mengulangi perintah kepadanya.

Warga Dusun Sumber Cangkring Desa Banjar Anyar Kecamatan Kras Kabupaten Kediri ini nampak canggung. Sebab selain petugas kepolisian, ratusan pasang mata milik warga sekitar lokasi kecelakaan juga ingin menyaksikanya dari dekat.

Bahkan tidak sedikit warga yang berebut mengintip dari jendela nako pos penjagaan yang sempit. Selasa (24/2/2009) siang tadi, Supinto yang mengenakan kaos kerah warna cream motif garis diminta polisi untuk memeragakan bagaimana dirinya bekerja sebagai penjaga perlintasan KA.

“Saat itu saya sudah menutup palang pintu,” tutur Supinto lirih kepada petugas yang menginterogasinya.

Polisi ingin memastikan apa yang dilakukan Supinto saat maut terjadi, hingga KA dengan lima rangkaian gerbong itu menghantam sebuah bus yang melintas dan menewaskan tujuh orang penumpangnya.

Beberapa saat setelah menghirup nafas dalam-dalam, pria berkulit gelap karena mungkin  terlalu sering tersengat matahari itu berjalan perlahan menuju ruang tempat peralatan elektornik berada. Dengan jemari yang sedikit tergetar, Supinto menyentuh knop atau tombol di ruanganya. Sontak suara sirene meraung sekaligus diikuti tertutupnya palang pintu perlintasan.

“Saat saya menekan tombol itulah tiba-tiba suara keras menggelegar terjadi. Dan ternyata kereta yang datang telah menabrak bus yang  melintas di sana,” terangnya.

Supinto mengaku terpaku tak bergerak ketika melihat lokomotif menghantam bus hingga terpental dan menjadi puing-puing. Kakinyapun kaku untuk dilangkahkan, walapun telinganya mendengar jerit tangis penumpang yang berebut mencari selamat.

Supinto mengaku baru bisa kembali sedikit normal, ketika petugas kepolisian  datang dan mengamankanya ke kantor polisi. “Saat itu saya hanya shock. Tak percaya dengan penglihatan saya,” paparnya.

Kepada petugas, Supinto mengaku sempat beberapa kali keluar dari pos penjagaan untuk memastikan kereta datang. Karena hujan deras, Supinto mengaku tidak bisa melihat sinyal adanya  kereta  yang bakal melintas.

Sinyal berbentuk tanda panah ini berada sekitar 150 meter dari pos penjagaan. Sementara sinyal kereta yang berupa telepon dari stasiun  sudah berdering. “Saya sampai keluar dua kali dari ruangan untuk memastikan. Sebab telpon juga sudah berdering. Tapi karena hujan saya tidak bisa melihat sinyal,” paparnya.

Disisi lain, Supinto juga tidak melihat lampu lokomotif yang biasanya menjadi tanda kereta bakal lewat. “Pada saat saya melihat keluar lagi itulah saya melihat adanya lampu KA. Dan ketika saya lari ke dalam ruangan dan sempat memencet tombol palang perlintasan. Namun  kecelakaan terjadi. Saya memang terlambat menutup,” sesalnya.

Sementara itu Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Kediri Ajun Komisaris Polisi Slamet Pujiono mengatakan keterangan yang disampaikan tersangka Supinto akan menjadi dasar petugas untuk memperdalam penyelidikan.

“Terutama siapa yang bertanggung jawab atas tugas yang dilakukan tersangka. Selain itu tentu ada jeda waktu jelas kereta yang baru lepas dari stasiun,” pungkasnya.

Akibat kelalaian itu, Supinto akan dijerat dengan pasal 359 KUHP, yakni kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain  dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun.  (Solichan Arif/Sindo/fit)

2 Comments

Filed under Public Transportation, Railway Transport, Traffic Safety

Jalur Kereta Api Semarang-Jakarta Lumpuh Total

Kereta Api (Foto: Sindo)

Minggu, 8 Februari 2009 – 09:43 wib, okezone.com

JAKARTA – Banjir besar yang melanda Kota Semarang mengakibatkan putusnya jalur transportasi kereta api dari Jakarta menuju Surabaya dan sebaliknya. Lumpuhnya jalur ini bukan karena genangan air, tapi disebabkan rusaknya rel KA.

“Air menggerus tanah di bawah rel, sehingga rel KA posisinya menggantung,” terang Kepala Humas Daops IV Semarang PT Kereta Api Wahyono kepada okezone di Jakarta, Minggu (8/2/2009).

Kerusakan rel kereta api terjadi di sekitar kawasan Kaliwungu dan Kalibodri. Kerusakan terjadi di beberapa titik dengan keadaan bervariasi. Ada rel yang tanahnya tergerus sepanjang 15 meter, di titik lain 20 meter, dan ada yang cuma satu meter. “Karena itu kita terpaksa mengalihkan rute perjalanan ke Jalur Selatan,” terangnya.

KA yang sudah terlanjur masuk kawasan Semarang di tarik kembali ke Stasiun Tegal. Kemudian KA diputar balik di Purwokerto dan meneruskan perjalanan via Kutoarjo, Solo, dan Surabaya.

Tercatat ada 10 perjalanan KA yang terkena dampak banjir. Mulai tadi malam hingga dini hari tadi ada sembilan perjalanan KA yang dialihkan. Di antaranya KA Sembrani dan KA Kertajaya yang terjebak di Mangkang dan Kaliwungu, Semarang. “Tapi bisa kita usahakan tetap jalan dan berhasil lolos dari banjir. Sisanya kita tarik ke Tegal,” ujarnya.

KA yang terpaksa ditarik karena terjebak di Stasiun Weleri adalah KA Anggrek dan KA Gumarang jurusan Jakarta-Surabaya. Sedangkan KA yang akan berhenti di Semarang yaitu Senja Utama di Stasiun Krengseng, KA Herina, dan KA Tawang Jaya untuk sementara diparkir di Pekalongan hingga keadaan pulih.(ful)
(mbs)

Leave a comment

Filed under Railway Transport

Indooroopilly station goes green

The new-look Indooroopilly station.

The new-look Indooroopilly station.

January 12, 2009 – 11:19AM

Indooroopilly Train Station has been named the city’s first “green” transport hub following a $26.5 million revamp that includes a rainwater tank and solar panels.

The new-look rail station in Brisbane’s inner-west was officially unveiled yesterday and features a range of eco-friendly design elements.

It is the first station on the urban rail network to use solar panels, which feed electricity back into the power grid, and also includes a rainwater tank for toilets.

Minister for Infrastructure and Planning Paul Lucas said the Translink-funded design maximises the use of natural lighting and cross-ventilation.

Indooroopilly is the busiest station outside of the CBD and caters for an average of 1700 passengers during each peak-hour travel period, Mr Lucas said.

“It’s hard to remember what the station looked like before the upgrade – it is now much safer and easier to access for all passengers,” he said.

A 250-metre art mural, produced by students from several local schools, added to the station’s aesthetic appeal, he said. More than 280 new plants were also used around the station.

The design includes a revamped concourse level, three lifts, a set of stairs and a new-look subway linking Coonan Street and Railway Avenue.

Source : http://www.brisbanetimes.com.au

Leave a comment

Filed under environment, Railway Transport

Electric trains blow to region

Westcountry will miss out on electric trains

High speed train

Monday, January 26, 2009, 10:00,

DEVON and Cornwall are to miss out on Government plans being considered to run electric trains between London and the West of England – a move that could have made journeys quicker, cheaper and more reliable.

Marking a shift in Government policy, Transport Secretary Geoff Hoon has expressed his enthusiasm for electrifying the Great Western main line, and intends to make a decision on whether or not to proceed with a programme of investment later this year.

But the Western Morning News has found the Department of Transport is mulling over the move away from diesel-powered trains on busy links to Wales, Bristol, Oxford and Newbury, but not directly into the heart of the Westcountry. Westcountry rail campaigners have expressed dismay that any electrification would not reach Taunton, Exeter or Plymouth, much less Penzance – the end of the Brunel line.

Despite the apparent knock back, commentators are hoping the Government’s change in attitude will eventually bring about the much-needed transformation – a move the Westcountry had given up on.

As well as reducing pollution and breaking the link to fluctuating oil prices, experts believe European-style electrification would mean improved acceleration, giving trains extra power to pass through the hills and valleys, as well as the long curves on the track, that blight rail travel in the region.

Mr Hoon has waxed positive as “electric trains are quicker, quieter and they emit less CO2”. Journeys between London and Plymouth could clock in at two hours and forty-five minutes, said pressure group Railfuture Devon and Cornwall, an improvement on the current best of three hours.

Group secretary Peter Mulley said he understood why popular services to Swindon, Bristol and Cardiff were a priority. But he was puzzled by the decision to consider upgrading the connection between Paddington and Newbury, Berkshire, but not pressing on the same line through to Somerset, Devon and Cornwall.

Mr Mulley said: “I can’t see any reason why they couldn’t do Plymouth at the same time. Since they’ve got one to Newbury, they should just carry on.

“We would certainly like to see electrification come as far as Plymouth because of the gradients. This is Switzerland territory. We have the hills and the valleys. It would make a tremendous difference.

“Having got to Plymouth, we could then see it being extended to Penzance.”

He added that upgrading the London Waterloo line, connecting North Devon and Torbay to the electric network, should also be considered.

More than a year ago, Mr Hoon’s predecessor, Ruth Kelly, ostensibly rejected further rail electrification, saying modern diesel trains remained the preference.

Just under 40 per cent of the UK rail network is electrified, and the last big route electrification was completed in 1991 between London and Edinburgh.

Mr Hoon’s pledge to support improvements to rail travel came at the same time as announcing controversial plans to press ahead with a third runway at Heathrow airport. He said it was time the Government was “getting on with things like electrification” and pointed to the Midland main line as another route ripe for being upgraded. Experts believe this route will take priority over the Great Western line.

A DfT spokesman confirmed a “range of options extending electrification from London to Oxford, Newbury, Bristol, Cardiff and Swansea” were being considered, but added “in parallel with that” an industry working group fronted by Network Rail was considering the case for electrifying “a much wider range of routes”, opening the door for the Westcountry. It is expected to publish a report in March.

Mr Mulley said the Government’s current attitude represented a sea change, and that the likelihood of electrification was now a very real possibility, even if it was “some way off” and beyond 2014 when the current round of rail investment comes to an end.

He said: “I think the Department for Transport had a remit from Government to use diesel. They were blinkered in rejecting electrification. Now they have suddenly realised electric trains are much more economical than diesels.

“I think there will be a rolling programme. There has been a change of view. We need to fall in line with what they are doing in Europe.”

Most electrification systems use overhead wires, which can be a problem to install through tunnels and over bridges. One major sticking point for the region is the dangers of having an electric line through Dawlish on the South Devon coast – a spot notorious for crashing waves and flooding.

Roger Creagh-Osborne of green transport campaign group Transport 2000 in Plymouth and Cornwall said: “It is a very good thing that they are considering electrification. But considering the capital investment and in terms of current economic benefits, it would be difficult to justify coming to Plymouth, and further on to Cornwall.”

Source : http://www.thisiswesternmorningnews.co.uk/

Leave a comment

Filed under Railway Transport, Transport News

Tabrakan Kereta Api di Bojonegoro, 2 Tewas

news

Nanang Fahrudin

Tabrakan Kereta Api di Bojonegoro, 2 Tewas

Jum’at, 23 Januari 2009 – 17:05 wib, Okezone.com

BOJONEGORO – Tabrakan kereta api kembali terjadi di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (23/1/2009). KA Rajawali dan Kereta Barang terjadi sekira pukul 16.50 WIB.

Tabrakan mengakibatkan dua orang tewas masing-masing bernama Sarjan dan Supriyadi. Dua orang tersebut merupakan masinis dan co masinis dari kereta barang. Keduanya kini masih berada di lokasi kejadian yang berjarak kurang lebih 100 meter dari Stasiun Kapas.

Polisi kini telah berada di tempat kejadian untuk membantu evakuasi puluhan penumpang yang mengalami luka parah. Pantauan di lapangan, kondisi dua kereta api yang tertabrak menyebabkan dua gerbong depan rusak parah. Bahkan roda kereta barang terangkat ke atas.

Sebagian penumpang yang telah keluar dari gerbong kereta dan mengalami luka, telah dilarikan ke RSUD Bojonegoro. Belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak stasiun Kapas mengenai penyebab tabrakan. (Nanang Fahrudin/Sindo/nov)

news

nanang fahrudin

Tabrakan Kereta, Warga Bantu Evakuasi Korban Terjepit

Jum’at, 23 Januari 2009 – 17:37 wib

BOJONEGORO – Aparat kepolisian dibantu warga yang tinggal di dekat Stasiun Kapas, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mengevakuasi satu orang yang terjepit di gerbong depan KA Rajawali.

Salah seorang yang terjepit di antara kereta lokomotif dan gerbong satu diperkirakan merupakan masinis KA Rajawali. Aparat dan warga masih membantu korban yang kakinya terjepit itu. Rencananya, aparat akan mengupayakan agar pintu dapat dilepas agar dapat mengevakuasi korban.

Informasi yang diterima, kereta barang Antaboga yang datang dari arah barat bertabrakan dengan KA Rajawali yang datang dari arah timur. Keduanya berada dalam satu rel. Belum ada keterangan resmi tentang penyebab terjadinya tabrakan yang menyebabkan dua orang tewas.

Salah seorang penumpang KA Rajawali menceritakan, saat kereta berjalan tiba-tiba dia mendengar adanya suara keras dan guncangan. Dia pun terpental dari tempat duduknya dan beberapa barang bawaan penumpang yang berada di atas berjatuhan. Tak lama, terlihat lantai gerbong kereta mulai terangkat.

Sebagian penumpang KA Rajawali yang selamat memilih segera meninggalkan lokasi tabrakan kereta tersebut. Mereka mengaku syok.

Tiga korban tabrakan yang mengalami luka-luka sudah dilarikan ke RSUD Bojonegoro. Kebanyakan penumpang yang mengalami luka-luka adalah mereka yang duduk di gerbong satu KA Rajawali. (Nanang Fahrudin/Sindo/nov)

news

nanang fahrudin

Korban Terjepit Bukan Masinis KA Rajawali

Jum’at, 23 Januari 2009 – 18:20 wib

BOJONEGORO – Salah seorang korban yang terjepit di lokomotif KA Rajawali (bukan gerbong depan seperti yang disebutkan sebelumnya), bukanlah masinis KA Eksekutif Rajawali jurusan Surabaya-Semarang.

Korban diketahui bernama Joko Budi Santoso (45), warga Kecamatan Dompleng, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Hal tersebut dikatakan Marjani, paman korban yang selamat dari tabrakan tersebut.

Marjani mengatakan, Joko merupakan pegawai Dinas Kesehatan yang bertugas di Blora. Dia ke Surabaya untuk menjenguk anaknya yang bekerja di Surabaya. Ditambahkan, keponakan Marjani tersebut sudah terbiasa naik kereta dan menumpang di kereta loko bersama masinis.

Secara umum, kondisi Joko masih baik. Dia masih dapat berbicara dan meminta air minum kepada petugas yang membantu evakuasi dirinya. Kaki Joko terjepit di gerbong mesin yang berada di depan ruang masinis.

Warga dan aparat kepolisian masih terus membantu evakuasi warga dengan menggunakan las untuk melepaskan dinding kereta lokomotif yang menjepit kaki Joko.

Salah seorang warga Kapas yang tinggal tak jauh dari lokasi tabrakan mengatakan, sekira pukul 16.00 WIB dirinya mendengar ada suara seperti bom meledak. Dia bersama warga lainnya mendekati ke arah sumber suara.

Ketika melihat adanya tabrakan, mereka segera mendekat dan menolong para penumpang KA Rajawali. Belum ada informasi resmi dari pihak stasiun Kapas. Bahkan Ka Humas Daops VIII Sugeng Priyono saat dihubungi, telepon selulernya tidak aktif.

Kapolres Bojonegoro AKBP Agus Sariful Hidayat yang berada di lokasi tabrakan belum mau memberikan keterangan. Dia memerintahkan jajarannya untuk mengamankan lokasi tabrakan antara kereta barang Antaboga dengan KA Rajawali dan memberikan garis polisi. (Nanang Fahrudin/Sindo/nov)

news

nanang fahrudin

Bupati Bojonegoro Bantu Korban Tabrakan Kereta

Jum’at, 23 Januari 2009 – 19:14 wib

BOJONEGORO – Bupati Bojonegoro Suyoso datang ke lokasi tabrakan kereta antara kereta barang Antaboga dan KA eksekutif Rajawali jurusan Surabaya-Semarang.

Sekira pukul 17.30 WIB, Suyoso datang bersama jajarannya ke lokasi tabrakan sekira 100 meter dari Stasiun Kapas di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

“Saya minta seluruh aparat desa dan dinas kesehatan termasuk dinas sosial untuk membantu,” ujarnya kepada wartawan di Stasiun Kapas, Jumat (23/1/2009). Suyoso memerintahkan jajaran Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, serta aparat desa untuk membantu proses evakuasi korban tabrakan kereta. Dinas kesehatan Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan oksigen dan ambulans.

Tabrakan kereta yang terjadi pada 100 meter dari Stasiun Kapas Bojonegoro terjadi sekira pukul 16.00 WIB. Tabrakan melibatkan kereta barang Antaboga dan KA Eksekutif Rajawali jurusan Surabaya-Semarang.

Kereta Barang yang akan menuju Surabaya, dihantam KA Rajawali yang akan mengarah ke Semarang. Tabrakan mengakibatkan dua orang tewas yakni masinis dan co masinis bernama Sarjan dan Supriyadi.

Satu korban terjepit di lokomotif KA Rajawali, dan tiga orang yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke RSUD Bojonegoro. Proses evakuasi sampai saat ini masih berjalan. Sementara Humas PT KAI Daops VIII Sugeng Priyono belum dapat dikonfirmasi. (Nanang Fahrudin/Sindo/nov)

news

19 Korban Tabrakan Dilarikan ke RSUD Bojonegoro

Jum’at, 23 Januari 2009 – 20:53 wib

BOJONEGORO – Sebanyak 19 korban tabrakan kereta api Eksekutif Rajawali dengan kereta api barang dari arah Semarang, sudah dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikoesomo, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (23/1/2009) malam.

Mereka rata-rata mengalami luka patah tulang setelah tergencet besi KA. Bahkan lima di antaranya harus menjalani rawat inap, lantaran kondisinya kritis.

Menurut keterangan humas RSUD Sosodoro Djatikoesomo dr Thomas Djaja, jumlah korban sebenarnya berjumlah 21 orang. Hanya dua orang meninggal, yakni Sarjan dan Agus Supriyadi. Keduanya hingga kini masih berada di kamar mayat RSUD. “Ada lima korban yang harus rawat inap. Karena lukanya parah,” katanya.

Dia menjelaskan, korban tabrakan KA tersebut satu persatu dibawa ambulance ke RSUD di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo. Sebagian lagi masih berada di ruang UGD untuk mendapat perawatan medis.

Menurut dia, semua korban bukan warga Bojonegoro, sehingga sebagian memilih rawat jalan atau dibawa pulang keluarganya.

Informasi yang diperoleh di lapangan, gerbong KA barang sekira pukul 20.00 WIB sudah ditarik ke stasisun Bojonegoro. Meski demikian, belum ada kereta lain yang melintas di jalur Bojonegoro-Semarang tersebut.

“Gerbong KA barang sudah ditarik. Sebelumnya lokomotifnya dipisahkan. Sedang yang Rajawali kemungkinan dialihkan ke jalur II,” kata Johny Nurhariyanto, Humas Pemkab Bojonegoro yang masih berada di lokasi kejadian bersama Bupati Bojonegoro Suyoto.

Dia juga menuturkan, pemkab siap membantu para korban yang hendak melanjutkan perjalanan ke Semarang. Pemkab telah menyiapkan bus untuk membantu penumpang.(Nanang Fahrudin/Sindo/ded)

2 Korban Kritis Tabrakan KA Dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya

Sabtu, 24 Januari 2009 – 07:37 wib

JAKARTA Sebanyak 2 korban kritis kecelakaan kereta api di Bojonegoro yang ditangani oleh RSUD Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro dilarikan ke RS Dr Soetomo, Surabaya.

“Sebanyak 2 korban kritis kami rujuk ke RS Dr Sutomo, Surabaya. Satu karena pendarahan otak dan keterbatasan peralatan pada RS kami, yang lainnya dipindahkan atas permintaan keluarga, karena domisilinya di Surabaya, dan menderita patah tulang yang membutuhkan perawatan yang memakan waktu lama” ujar Humas RSUD Sosodoro Djatikoesomo  Drg Thomas Jaya, kepada okezone, via telepon, Sabtu (24/1/2009).

Akibat kecelakaan antara KA Eksekutif Rajawali dan kereta barang pada Jumat 23 Januari 2009 pukul 16.50 WIB itu, menurutnya terdapat  21 korban yang ditangani oleh rumah sakit. Di antaranya 2 orang tewas, 9 kritis, dan 10 luka ringan dan sedikit luka serius seperti robek, namun masih bisa diobati dengan rawat jalan.

Dari 9 orang yang mengalami kritis, 2 di antaranya dirujuk ke RS Dr Sutomo Surabaya, dan 7 lainnya masih berusaha ditangani oleh RSUD Sosodoro Djatikoesomo.(fit)

Penyebab Kecelakaan KA di Bojonegoro Belum Diketahui

Sabtu, 24 Januari 2009 – 12:23 wib

BOJONEGORO – PT Kereta Api belum mengenai penyebab dari tabrakan KA Rajawali dan KA barang di Stasiun Bojonegoro pada Jumat kemarin.

Humas PT KAI Daop VIII Sugeng Priyono mengatakan saat ini pihaknya lebih terfokus pada penangan di lokasi kejadian agar jalur segera bersih sehingga operasional KA kembali normal.

“Soal penyebab kecelakaan, ada pihak KNKT dan aparat kepolisian yang menyelidikinya,” ujar Sugeng saat dihubungo okezone, Sabtu (24/1/2009).

Menurutnya, pihak KNKT sudah melakukan penyelidikan dan meninjau lokasi kecelakaan. Begitu juga dengan aparat kepolisian. “Untuk lebih jelasnya mengenai penyebab tabrakan KA, bisa koordinasi dengan KNKT,” papar Sugeng.

Humas PT KAI Daop VIII menambahkan dua korban kritis dirujuk ke  RS Dr Soetomo untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Korban lainnya dipindahkan ke rumah sakit lainnya atas permintaan keluarga korban.

Diketahui sebelumnya, terjadi tabrakan kereta api Eksekutif Rajawali dengan kereta api barang dari arah Semarang, di Bojonegoro sekira pukul 16.50 WIB, Jumat 23 Januari. Kecelakaan ini menyebabkan 2 orang tewas, 9 orang kritis dan 10 orang luka ringan.(ram)(uky)

KNKT Turunkan Tim Selidiki Tabrakan KA

Sabtu, 24 Januari 2009 – 14:24 wib

JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menurunkan tim untuk mengumpulkan bahan-bahan dan informasi dalam mengungkap penyebab tabrakan KA Rajawali dan KA barang di Stasiun Bojonegoro.

“Kemarin malam dan hari ini kami sudah menurunkan tim untuk menyelidiki tabrakan KA di Bojonegoro. Kami masih butuh waktu, sehingga belum bisa menyatakan apa penyebab,” ujar jubir KNKT JA Barata saat dihubungi okezone, Sabtu (24/1/2009).

Dia mengatakan pihaknya mengacu pada prosedur, memerlukan data dan fakta atas kejadian tersebut sebagai bahan penyelidikan, setelah itu baru dipelajari dan disimpulkan apa yang terjadi sebenarnya.

“Kami tidak bisa menduga-duga, tapi harus investigasi. Perlu wawancara dan boleh jadi harus melalui uji leb serta mendatangkan ahli logam atau metalurgi. Jadi tidak bisa cepat menyimpulkan. Beda dengan Mama Lauren yang ditanya langsung meramalkan,” tandas JA Barata.

Pada dasarnya, KNKT akan bekerja maksimal dan merekomendasikan sesegera mungkin apa yang menjadi penyebab tabrakan itu ke pihak penyelenggara. Tapi belajar dari pengalaman, sebelum kejadian biasanya ada rentetan peristiwa yang mendahuluinya.

JA Barata menegaskan terlalu dini bila menghubungkan kasus tabrakan KA ini dengan adanya faktor`kelalaian petugas (human error) atau buruknya infrastrutur KA yang menjadi penyebab kecelakaan. “Masing-masing kejadian kondisinya berbeda-beda sehingga tidak bisa disimpulkan karena ini dan itu,” ujarnya. (ram)

3 Gerbong KA Rajawali Masih Teronggok di Stasiun Bojonegoro

Minggu, 25 Januari 2009 – 09:23 wib

BOJONEGORO – Sebanyak tiga gerbong KA Rajawali yang mengalami tabrakan akibat salah jalur di Stasiun Bojonegoro hingga pagi ini masih teronggok di lokasi. Satu dari ketiga gerbong yang masih tertinggal tersebut mengalami rusak parah.

“Yang dua gerbong memang tidak parah, hanya perlu pengecatan dan perbaikan sedikit. Tapi yang satu lagi rusak parah, kemungkinan tidak bisa dipakai,” ungkap Kepala Stasiun KA Bojonegoro Joko Mardigutomo saat dihubungi, Minggu (25/1/2009).

Gerbong yang mengalami rusak parah tersebut merupakan gerbong nomor satu yang letaknya tepat dibelakang gerbong masinis. Sementara gerbong lain yang tidak mengalami kerusakan telah dipindahkan ke Stasiun Pasar Turi. Bahkan telah digunakan. Namun sebelumnya gerbong tersebut sempat mengalami perbaikan untuk pengecekan dan sinyal selama dua jam.

Sementara arus lalu lintas kereta api yang melalui sejak tadi malam telah berjalan normal. Setidaknya KA Gumarang dan KA Sembrani dengan jurusan Jakarta-Surabaya telah melintas di Stasiun Bojonegoro.

Sementara arus lalu lintas KA sudah normal. Tadi malam sudah dijadwal KA Gumarang, dan KA Sembrani jurusan Jakarta -surabaya sudah bisa melints dengan normal.

“Tapi di lokasi, KA yang melintas diharuskan melambatkan lajunya,” terang Joko.(Nanang Fahrudin/Sindo/hri)

2 Korban Tabrakan KA Bojonegoro Masih Dirawat

Minggu, 25 Januari 2009 – 16:33 wib

BOJONEGORO – Dua korban tabrakan KA Rajawali dengan KA Barang Antaboga di Stasiun Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, hingga kini masih dirawat di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Sedangkan salah satu korban yang mengalami pendarahan otak, Heru, dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Dua korban yang masih dirawat adalah Joko Budi Santoso, warga Doplang, Blora (Jateng) yang saat kejadian terjepit di gerbong masinis dan Yono, penumpang yang mengalami luka di tulang selangkangan.

“Korban Budi kondisinya mulai membaik. Kakinya patah terjepit besi,” ujar Humas RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Thomas Djaja kepada wartawan, Minggu (25/1/2009).

Sedang, sebanyak 17 pasien lainnya yang sempat dirawat di RSUD memilih rawat jalan, termasuk masinis KA Rajawali Didik Mardiyanto, yang sudah pulang ke rumahnya di Semarang. Korban lain yang hanya luka ringan, memilih pulang ke daerah masing-masing.

“Soal pembayaran biaya perawatan sampai saat ini belum ada kejelasan dari pihak PT KAI. Untuk 17 pasien yang sudah pulang, mereka membayar sendiri semua biaya pengobatan di RSUD. Sedang, dua orang yang dibawa ke RSU dr Soetomo dan Didik, masinis KA akan diklaimkan ke PT KAI,” tandasnya.

Seperti diketahui, tabrakan dua KA terjadi pada Jumat 23 Januari 2009 lalu di stasiun Kapas, Bojonegoro. Akibat kecelakaan itu, dua orang meninggal dunia, yakni masinis dan pembantu masinis KA Barang Sarjan dan Agus Supriyadi, keduanya warga Cepu, Blora, Jawa Tengah. (Nanang Fahrudin/Sindo/teb)

Sumber : okezone.com

1 Comment

Filed under Railway Transport

2009, PT KAI Akan Siapkan Ticketing Net Online

Rabu, 24 Desember 2008 – 18:35 wib

JAKARTA – Kepala Humas PT KAI Daops I Akhmad Sujadi, PT Kereta Api Indonesia akan mempersiapkan pemesanan tiket online melalui internet.

“Saat ini kami sudah memiliki tiket pemesanan online bekerja sama dengan Bank Mandiri, hanya saja ATM ini belum banyak dimanfaatkan masyarakat,” terang dia saat dihubungi okezone, Rabu (24/12/2008).

Sujadi mengatakan belum lama ini PT KAI juga meresmikan atm online yang bekerja sama dengan Bank Internasional Indonesia (BII) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). “Sekarang bisa juga pesan tiket online melalui atm BII dan BRI,” ujarnya.

PT KAI telah mempersiapkan teknologi untuk pelayanan tiket online via internet. Menurut Sujadi, awal 2009 baru akan diterapkan sistem pelayanan reservasi tiket online.

Mengantisipasi adanya calo tiket, PT KAI akan memperbanyak pelayanan reservasi tiket di setiap kantor pos yang ada, termasuk call center yang telah berjalan lebih dahulu. “Sistem ini akan berjalan bertahap pada 2010 atau 2011,” tukas Sujadi.

Disinggung mengenai percaloan yang marak di setiap reservasi tiket di stasiun-stasiun, Sujadi meminta semua pihak, baik PT KAI, kepolisian, dan juga calon penumpang agar bisa menekan kegiatan calo.

“Heran saya mbak, mereka tetap saja ada. Padahal setiap hari besar dan libur panjang, PT KAI dengan kepolisian merazia para mereka (calo),” ujarnya.

Sujadi mengatakan, banyaknya tiket yang terjual hingga 90 persen, tapi PT KAI menyediakan 10 persen tiket pada hari H Natal dan Tahun Baru untuk mengantisipasi penumpang yang tidak mendapatkan tiket. (teb)

Source : okezone.com

Leave a comment

Filed under Railway Transport

Libur Panjang, Calo Berkeliaran di Stasiun Gambir

Kamis, 25 Desember 2008 – 18:31 wib,

JAKARTA – Meski pihak PT Kereta Api bertekad memberantas calo, namun tidak demikian di lapangan. Seperti terlihat di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, para calo memanfaatkan libur panjang, Natal dan Tahun Baru, untuk mencari keuntungan.

Pantauan okezone di Stasiun Gambir, para calo banyak beroperasi di pintu masuk utara, dengan menawarkan jasa pembelian tiket, hingga menawarkan bantuan pembatalan tiket.

Para calo ini tampak leluasa menawarkan jasa kepada calon penumpang yang baru memasuki pintu masuk stasiun, “Tiket, tiket, Surabaya mas,” ujar salah satu calo. “Bisa dibantu untuk pembatalan tiket mas?” tanya calo lainnya.

Petugas keamanan stasiun pun tampak hanya membiarkan aksi para calo tersebut, meski mereka mengetahui. Petugas dengan seragam biru dan helm putih ini hanya berdiri di dekat antrian calon penumpang yang tak jauh dari para calo menjalankan aksinnya.

Bambang, salah satu petugas keamanan stasiun Gambir mengaku mengetahui aksi para calo tersebut, “Itu calo, biarkan saja, asal jangan membeli tiket pada mereka,” jawabnya enteng. (ded)

Sumber : okezone.com

Leave a comment

Filed under Railway Transport

Tabrakan KA Peti Kemas Vs KRL, 4 Penumpang Luka

Kamis, 30 Oktober 2008 – 12:59 wib, Muhammad Saifullah – Okezone

JAKARTA – Peristiwa kecelakaan antara dua kereta api terjadi di belakang Mangga Dua Square, Jakarta sekira pukul 10.25 WIB.

Tabrakan tersebut melibatkan kereta rel listrik (KRL) Ekonomi AC jurusan Bekasi Stasiun Kota dengan kereta api barang bernomor 1001 jurusan Surabaya-Jakarta.

“Kejadian di lintasan Senen-Jakarta Kota KM 1+8 antara Kemayoran – Kampung Bandang,” kata Kepala Humas PT KA Daops I Ahmad Sujadi kepada okezone di Jakarta, Kamis (30/10/2008).

Sujadi menjelaskan, insiden ini terjadi saat KRL mulai berjalan untuk melanjutkan perjalanan setelah berhenti sejenak. Namun, tiba-tiba diseruduk KA barang yang mengangkut peti kemas dari arah belakang. “Ruang masinis KRL mengalami sedikit kerusakan,” terang dia.

Akibat peristiwa ini, empat orang penumpang KRL mengalami luka-luka dan dilarikan ke RS Husada yang tak jauh dari lokasi kecelakaan. “Mereka luka ringan, dua perempuan dan dua laki-laki,” ujar dia.  (ful)

Sumber : okezone.com

Leave a comment

Filed under Railway Transport, Transport News

KA Argo Muria Anjlok di Cirebon

KA Argo Muria Anjlok di Cirebon

Minggu, 26 Oktober 2008 – 11:00 wib, Dede Suryana – Okezone

CIREBON – Kejadian kereta anjlok terulang kembali. Rangkaian kereta api Argo Muria terpaksa harus terhenti lajunya karena satu gerbong tepat di belakang lokomotif dua as rodanya anjlok.

Kejadian nahas ini terjadi sekira pukul 09.25 WIB di Telagasari, Cirebon, Jawa Barat. Dipastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

“Tida ada korban. Dua as gerbong paling depan anjlok. Sekarang gerbong di belakangnya akan ditarik,” kata Kepala Humas Daops III Cirebon Suhartono kepada okezone, Minggu (26/10/2008).

Dia menambahkan, saat ini petugas KA sedang menangani gerbong KA Argo Muria yang anjlok tersebut. Diharapkan pada pukul 13.00 WIB nanti, penumpang akan diberangkat menuju kota tujuan.

Disinggung soal penyebab anjloknya KA Argo Muria, Suhartono menyatakan masih dalam penyelidikan. “Nanti penyelidikannya akan dilakukan oleh KNKT,” tandasnya. (mbs)

Evakuasi KA Argo Muria Diperkirakan 3 Jam

Minggu, 26 Oktober 2008 – 12:32 wib, Arief Pratama – Okezone

BANDUNG Proses evakuasi gerbong kereta api Argo Muria yang anjlok sekira pukul 09.25 WIB di Telagasari, Cirebon, Jawa Barat diperkirakan akan memakan waktu 3 jam.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Stasiun Telagasari Agus Salim kepada wartawan, Minggu (26/10/2008). “Proses evakuasi diperkirakan 3 jam ke depan,” katanya.

Sementara keterlambatan perjalanan kereta api yang melintasi daerah tersebut diperkirakan lebih dari 4 jam. Pasalnya sekalipun double track, posisi kereta yang anjlok berada di sebelah kanan dari arah Jakarta.

Sedangkan kereta crane yang akan mengangkut kereta anjlok berada di sebelah kiri, sehingga secara otomatis double track menjadi tertutup.

Selain itu, sebanyak 200 penumpang yang berada di kereta tersebut terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, berangkat kembali dengan kereta yang sama, kedua berangkat dengan menggunakan kereta lain yaitu KA Cirebon Ekspres, dan yang ketiga menggunakan bus yang dicarter Daops III Cirebon. (uky)

Sumber : okezone.com

Minggu, 26/10/2008 10:32 WIB
Argo Muria Anjlok, Lalu Lintas KA Tak Terganggu
Chazizah Gusnita – detikNews

Jakarta – Gerbong pembangkit listrik KA Argo Muria (Gambir-Semarang) anjlok di Telagasari, Cirebon, pukul 09.25 WIB. Sejumlah penumpang akan pindah ke kereta lain setelah sampai di Stasiun Cirebon.

“Penumpangnya akan melanjutkan perjalanan dengan gerbong yang tidak anjlok. Sampai di Cirebon baru ganti kereta,” kata Kahumas PT KA Daops I Akhmad Sujadi kepada detikcom, Minggu (26/10/2008).

Sujadi mengatakan, gerbong yang anjlok masih menunggu evakuasi. Meski anjlok di tengah perjalanan, jadwal keberangkatan sejumlah kereta tidak terganggu karena di Telagasari terdapat dua jalur.

“Nggak ada masalah. Ada dua jalur. Jadi kereta yang lain bisa pakai satu jalur lagi,” imbuhnya.

Sujadi sampai saat ini masih menunggu informasi selanjutnya dari Cirebon. Penyebab anjloknya KA Argo Muria juga masih belum diketahui.(gus/nrl)

Sumber : detiknews.com

Leave a comment

Filed under Railway Transport

Pembangunan Rel Ganda Belum Bisa Dilaksanakan

Jum’at, 17 Oktober 2008 – 18:22 wib

JAKARTA – Pembangunan fisik proyek Double-Double Track (rel ganda) masih belum dapat dilakukan. Padahal, penertiban bangunan liar di atas lahan proyek  berjalan lancar dan sudah diselesaikan.

Bagian Pembebasan Lahan DDT Departemen Perhubungan (Dephub) Heri Ernanto mengatakan, pembagunan fisik proyek ini tetap belum bisa dilakukan. Pasalnya masih terdapat sebanyak 173 bidang lahan yang belum diselesaikan oleh Dephub.

“Totalnya mencapai 16.897 meter persegi,” kata Heri, Jumat (17/10/2008).

Lokasi bidang lahan ini tersebar di empat kelurahan, di antaranya Kelurahan Pulo Gebang, Penggilingan, Jatinegara, dan Cipinang. Rinciannya, empat bidang siap untuk dibayarkan karena sudah dilakukan pengukuran, 21 bidang belum bisa dibayar karena masih didata dan diukur oleh Badan Pertanahan Negara (BPN), dan 109 bidang lahan masih dalam penyesuaian ukuran lahan antara pihak BPN dengan Kantor Pratama Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan (KPPPBB).

“Sisanya adalah lahan bekas tanah negara yang statusnya masih dalam pembuktian,” kata dia.

Penertiban bangunan liar untuk lahan rel ganda pada hari ini dilakukan di atas tanah milik PJKA. Jumlah bangunan yang berhasil ditertibkan yaitu 278 bangunan yang tersebar di tiga kelurahan dan di Kecamatan Cakung.

Untuk diketahui, pada hari pertama penertiban, sebanyak 116 bangunan liar dibongkar mulai dari keluarahan Kebon Manggis hingga kelurahan Pisangan Baru. Sedangkan pada hari kedua sebanyak 246 bangungan dibongkar di lima kelurahan, Kelurahan Rawa Bunga, Kampung Melayu (Kecamatan Jatinegara), Kelurahan Pisangan Timur, Jatinegara Kaum, dan Kelurahan Cipinang (Kecamatan Pulo Gadung).(Isfari Hikmat/Sindo/enp)

Sumber : okezone.com

Leave a comment

Filed under Railway Transport