Salinan berita dari Harian Jogja.
12 Hari, 14 Nyawa Melayang
Selasa, 07 Oktober 2008 10:49
DEPOK: Sedikitnya 59 kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang menewaskan 14 korban terjadi di wilayah DIY selama arus mudik dan balik Lebaran 2008. Kecelakaan didominasi oleh kendaraan bermotor yang tidak berhati-hati. Kecelakaan terakhir selama 12 hari berlangsungnya Operasi Ketupat Progo II 2008 adalah yang dialami bus pulung sari jurusan Wonosari-Jogja di jalan raya Wonosari Km 8 pada Minggu (5/10) petang. Akibatnya, Jito Santoso, warga Kotagede tewas di tempat karena luka di bagian belakang kepala. “Operasi Ketupat Progo 2008 belum berakhir.
Hilangnya 14 nyawa akibat lakalantas harus mendapat perhatian serius dan jadi bahan evaluasi,” terang Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti di ruang kerjanya, kemarin. Berdasarkan data Polda DIY, jumlah kendaraan bermotor yang mudik mencapai 2,5 juta orang. “Kecelakaan yang melibatkan pengendara motor disebabkan kurang hati-hati dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Bahkan dalam beberapa kasus, kecelakaan disebabkan oleh lemahnya kondisi fisik pengendara karena ingin segera tiba di tujuan dengan cepat tanpa mengindahkan peringatan beristirahat jika kecapaian,” lanjutnya.
Menurut Anny jauh-jauh hari pihaknya sudah memperingatkan dan mengimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati dan mematuhi marka jalan. “Semoga ke depan jumlah korban meninggal sia-sia di jalan raya tidak bertambah parah,” pungkas Anny.
Sementara itu, Kapolda DIY Brigjen Untung Suharsono Radjab menyatakan bahwa pihaknya belum bisa melakukan evaluasi mengenai apa penyebab dan solusi yang akan ditempuh dari kecelakaan lakalantas yang masih terus terjadi selama arus mudik dan balik Lebaran.
“Sebab operasinya belum selesai sehingga hasilnya belum diperoleh. Tapi sesuai dengan prosedur, kami pasti akan mengevaluasi laporan yang sudah diperoleh,” jelas Kapolda.
Sementara itu, hingga kemarin masih terjadi penumpukan penumpang kereta api ekonomi di Stasiun Lempuyangan. Sejumlah kereta jurusan Jogja-Jakarta dan Jogja-Bandung selalu dipadati penumpang. Bahkan, beberapa penumpang nekat nangkring di lokomotif. Mereka tidak peduli dengan bahaya yang mengancam.
“Sampai kemarin, arus balik di Stasiun Lempuyangan masih ramai, terutama kereta arah Jakarta dan Bandung,” kata Kepala Stasiun Lempuyangan Djuhandri kepada Harian Jogja, kemarin. Dia mengaku jumlah penumpang bandel yang sering naik di lokomotif, jumlahnya sudah berkurang dibanding hari sebelumnya.
“Penumpang kereta api ekonomi rata-rata memang sulit diatur. Kalau jumlah penumpang sedikit, akan lebih mudah ditertibkan,” tambahnya.
Puncak arus balik kereta api ekonomi dari Stasiun Lempuyangan terjadi pada Sabtu (4/10) dan Minggu (5/10). Jumlah penumpang dalam sehari mencapai lebih dari 4.000 orang. Djuhandri mengakui
Pengguna jasa angkutan kereta melonjak dibandingkan Lebaran tahun lalu. Total volume penumpang sejak H-10 hingga hari H+5 mencapai 125.300 penumpang, atau naik 22% dari volume periode sama pada Lebaran tahun lalu sebanyak 102.700 penumpang.
Sampai puncak arus balik pada hari H+5 jumlah penumpang kereta ekonomi yang diangkut Daop VI mencapai 10.898 penumpang atau meningkat 30% dari hari yang sama pada Lebaran tahun lalu, sebanyak 8.407 orang.
Kepala Humas PT KA Daop VI Hartomo Wiropuspito mengatakan secara umum kemarin jumlah penumpang kereta api baik kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi sudah menurun dibandingkan hari sebelumnya. “Kemarin, jumlah penumpang di Stasiun Tugu dan Lempuyangan sudah menurun. Diperkirakan hanya mencapai 12.000 orang. Karena itu kami tidak lagi mengoperasikan kereta ekstra Lebaran karena kereta reguler sudah cukup mengangkut penumpang,” tambahnya.
DATA KECELAKAAN LAKALANTAS
pada Lebaran 2008 di DIY
Kecelakaan sebanyak 59 kali
Korban tewas 14 orang
Didominasi kendaraan bermotor
Penyebab tidak berhati-hati dan melanggar marka jalan
Sumber Polda DIY
Oleh Kukuh Setyono & Nugroho Nurcahyo
Harian Jogja