Minggu, 5 Oktober 2008 – 22:05 wib
BOJONEGORO – Membanjirnya jumlah penumpang arus balik di Stasiun kota Bojonegoro dimanfaatkan orang-orang tak bertanggungjawab. Penumpang kelas ekonomi yang hendak balik ke Jakarta, dipaksa membayar Rp10-20 ribu untuk bisa mendapatkan tempat duduk.
Pantauan di lapangan, arus balik memang mengalami peningkatan, apalagi yang jurusan Surabaya. Tapi, dari Bojonegoro ke Surabaya, warga yang hendak balik lebih banyak menggunakan sepeda motor. Sehingga, kepadatan terjadi akibat volume roda dua yang sangat banyak.
Sementara itu, arus balik menggunakan kereta api (KA), juga mengalami kenaikan. Para penumpang mengeluhkan adanya calo yang melakukan pungutan liar (pungli) di atas gerbong kereta.
Hal itu seperti diungkapkan Yusmani, warga Desa Mulyoagung, Kecamatan Sumberrejo, Dia mengaku datang ke stasiun mengantarkan anaknya, Tika kembali ke Jakarta, Minggu (5/10/2008).
Diapun memesan tiket KA Tawangjaya dengan tujuan Bojonegoro-Jakarta seharga Rp50 ribu dan berangkat pukul 13.00 WIB. Lantaran untuk kelas ekonomi, tidak ada tempat duduk sesuai tiket. Sehingga, penumpang diminta mencari tempat sendiri. Saat kereta datang. dia membantu anaknya mencari tempat duduk. “Saya dan anak saya lalu mencari tempat duduk yang masih kosong,” terangnya.
Saat hendak menempati tempat duduk yang masih kosong, ia kaget karena dicegah oleh seorang pemuda. Pemuda itu mengatakan bisa, anaknya bisa duduk asalkan membayar Rp20 ribu. “Saya kaget, kenapa ada pungutan semacam ini. Apalagi besarnya mencapai Rp20 ribu,” keluhnya.
Keberadaan calo itu, ternyata tak hanya satu orang saja. Karena, selama menemani anaknya mencari tempat duduk, ia mendapati 5 calo liar yang beroperasi di tiap gerbong KA. Pungutan yang diminta cukup bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga mencapai Rp20 ribu untuk tiap penumpang. “Kami tidak membayar dan memilih duduk berdesakan dengan penumpang lain,” terangnya.
Keluhan sama diungkapkan Nisa (30), calon penumpang lainnya. Ia mengaku jika dirinya juga dipungut uang sebesar Rp10 ribu ketika bertemu dengan salah seorang calo liar itu. Tapi dia memilih tidak menerima tawaran calo tersebut. Perempuan asal Jember itu lebih memilih duduk di bawah kursi penumpang dengan beralaskan koran. “Ya, saya tolak saja,” tegasnya.
Tapi bukan berarti ulah calo itu ditolak semua penumpang. Beberapa penumpang tetap saja menerima tawaran calo itu. Biasanya, penumpang yang menerima membawa anak kecil atau bersama orang tua. Seperti yang dikatakan Erna, warga asal Kabupaten Tuban. Ia mengaku tepaksa membayar Rp10 ribu untuk tempat duduk yang ditempati sekarang. “Saya capek, jadi saya bayar saja Rp10 ribu,” terangnya.
Bahkan, ulah calo liar itu sempat dilaporkan ke petugas Polres Bojonegoro yang kebetulan melakukan pengamanan di Stasiun KA Bojonegoro. Kabag Bina Mitra Polres Bojonegoro, Kompol Kusein Hidayat yang saat itu tengah memimpin pemantauan arus balik langsung menerjunkan anggotanya. Tak lama, calo liar itu mengetahui aksi polisi dan langsung lari. Beruntung calo itu berhasil lolos dan melarikan diri.
“Tapi topi milik pemuda itu sempat kami pegang dan kami bawa. Kami sudah mengantongi identitas calo itu,” tuturnya.
Terkait adanya calo liar itu, Kepala Stasiun Bojonegoro, Joko Mardi G mengatakan jika calo liar itu baru terjadi sekali ini. Pihaknya sudah berusaha membantu menangkap calo-calo tersebut. “Kalau ketahuan, calo seperti itu pasti langsung kami tangkap,” tuturnya (Nanang Fahrudin/Sindo/uky)
Sumber : okezone.com